Rabu, 20 Juni 2012

ceritaku: bunga indah yang tersia-siakan

Menyesal! Ya mungkin itulah kata yang dipakai dengan seorang yang menyia-nyiakan kesempatan yang ada, ya apa lagi jika menyia-nyiakan kesempatan untuk berkenalan dengan orang yang kita idam-idamkan. Ya, memang kesempatan itu tidak akan datang dua kali setidaknya kalau kita menggunakan kesempatan itu dengan baik maka hasilnya akan indah, orang yang selalu menyia-nyiakan kesempatan berkenalan dengan orang yang selama ini di idam-idamkan itu pasti akan menyesal dalam hati, “betapa bodohnya gue, kenapa gue ga berani mendekatkannya dan berbicara dengannya saat dia ada disamping gue.” Atau bersikap sabar padahal pulang nangsi-nangis menyesali apa yang telah ia sia-siakannya dan berdoa kepada tuhan agar tuhan memutar kembali waktu itu atau tuhan menemukan kembali kepada wanita idaman yang entah kita tahu nama dan tempat tinggalnya.

Semoga kita semua tidak akan menyia-nyiakan sesuatu yang berharga itu apalagi soal hati. Itu sebabnya kenapa saya menceritakan kisah ini agar supaya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Jujur, dalam hati ini masih ada rasa penyesalan karena saya baru saja melewatkan kesempatan yang diberikan tuhan selama dua hari dan mungkin saya ga akan pernah ketemu dengan gadis yang menawan hati itu, ya kecuali tuhan mempertemukannya lagi, itu lain cerita namanya!
Pagi ini, pagi dimana gue harus bangun lebih awal untuk segera berangkat menuju sekolah SMAN 55 yang ada di jakarta selatan, yang cukup jauh dari rumah gue, belum lagi harus berhadapan dengan ribuan orang yang ingin berangkat kerja, sekolah,dan menjalankan aktivitas lainya pasti itu akan terasa macet dan melelahkan. Ya ini adalah hari pertama gue kesekolah ini karena untuk mengikuti ujian masuk keperguruan tinggi negeri (PTN), Pagi ini terasa berjalan lebih cepat Jam sudah menunjukan pukul 06.10 segera gue starter motor yang selalu menemani, jam 7.45 akhirnya setelah berperang melawan kemacetan ibu kota sampai juga ditempat tujuan. Tapi sialnya gue datang  terlambat, segera ku parkirkan kendaraan gue itu dengan tergesa-gesa dan segera melepas jaket yang dikenakan, lalu gue berjalan terburu-buru dan bertanya kepada salah satu panita penyelenggara itu untuk menunjuk ruangan yang gue tempatin, ternyata kelasnya ada diatas lantai 2, segera ku melangkah menaiki tangga dua anak tangga gue langkahi  dengan cepat,  ya 5,4 ruangan dan ya ini ruangan tiga (3) yang pintunya sudah tertutup segera gw ketuk buat masuk dan menguapkan salam pada pengawas, “huhh, nyaris saja terlambat, ternyata baru membagikan lembar jawabannya” gumamku dalam hati. Segera ku keluarkan biodata dan alat tulis yang dibutuhkan, selesai mengisi data dilemabar jawaban dilihat waktu masih cukup lama 15menit lagi bel berbunyi dan baru disuruh mengerjakan soal. Udara AC diruangan ini cukup dingin juga untuk menghilangkan rasa bosan aku menoleh kekanan dan kekiri serta kebelakang “owh, orang-orang ini pada kaku semua ya?”pikir ku dalam hati.
Pas aku melihat kebelakang ternyata ada wanita yang menarik perhatianku, cantik, ya memang dia cantik, senyumannya manis, putih bersih, rambutnya panjang terurai, wah bener-bener seperti bidadari deh pokoknya. Soal pun segera dibagikan, tapi sialnya senyuman wanita itu membuat pikiranku jadi ngaco, bayang-banyang senyumannya selalu hadir disetiap soal-soal yang susah itu, soal-soal penghitungan berubah jadi strategi untuk bisa berkenalan dengannya, setelah selesai semua dan jawabannya dikumpulin aku berniat untuk berkenalan dengannya, tapi selalu saja, aku merasa ragu-ragu dan takut, semua tubuh aku gemetar saat dia ada didekatku, ya tepat didekatku, saat mau keluar dari kelas. Hari pertama ingin berkenalan dengannya aku gagal. Dirumah aku selalu memikirkan strategi-strategi untuk berbicara dengannya, ya sampe pagi hari pun tiba dan aku berangkat agak pagian agar bisa melihatnya. Owh seperti berbunga-bunga rasanya saat bisa melihatnya, rasa semangat ini pun tumbuh, akan tetapi meski aku sudah punya bermacam-macam strategi untuk bisa berkenalan dengannya, entah mengapa slalu blank dan gugup setengah mati, jantung ini dag dig dug seperti orang yang habis lari dikejar anjing, lidah ini kaku seperti seseorang yang sedang diintrogasi sama polisi, abri dan TNI sambil ditodong dengan pistol dan RPG (lebay ya! Hehehe) istirahat pun berlalu yang sebenarnya peluang emas selalu ada dipihakku, dalam pikir aku selalu merencanakan percakapan seperti ini “heii, menurutmu soal-soalnya susah ga? Boleh kita kenalan, lalu minta nomer hapenya” atau “heii, pulang arah mana? mau bareng denganku? Namanya siapa?” dan lain sebagainya. Akhirnya selesai juga tesnya dan segera pulang, pegawas dan yang lain pun sudah meninggalkan satu persatu ruangan kelas, tinggal beberapa orang yang masih didalem kelas termasuk wanita idamanku itu, aku pura2 sibuk merapihkan barang-barang bawaanku, dan dia juga sepertinya begitu, dari matanya tersinar bahwa dia mau berkenalan denganku, juga sampe-sampe kita berdua keluar bareng dan turun tangga sekolahan bareng, saling tersenyum satu sama lain, mungkin dia berharap juga aku meyapanya dan berkenalan denganku, tapi saat itu aku hanya bisa diem dan kringet dingin seperti orang bodoh. Hingga akhirnya dia bertemu dengan temannya dan pulang bareng dengannya. Sekali lagi pikiranku saat itu beradu, diamana aku niat untuk lari dan menyapa lalu berkenalan, tapi disisi lain aku takut, gugup untuk melakukan hal itu. hingga akhirnya dia berlalu dan aku mengambil kendaraan sepeda motorku itu dengan beribu-ribu penyesalan.
sial perkenalan seperti itu hanya diangan-angan dan penyesalan yang berat untuk dilupakan sampe sekarang sampe aku mengetik ini, menulis cerita yang ngaco ini untuk menenangkan pikiranku, tapi yang ada hanya sia-sia. Sempat aku datang kesalah satu universitas negeri islam yang ada didaerah perbatasan jakarta selatan dan banten sana itu yang menempuh cukup jauh, apa lagi hari sangat panas sekali untuk mencari tahu identitasnya dengan modal nomer pesertanya dia, ya aku ingat sekali nomer pesertanya, karena aku menghitung maju dari nomer pesertaku ini sampe dengan bangku yang dia dudukin, ya memang secara kode etik disana ga bisa memberikan data identitas seseorang kepada orang lain, tapi aku punya rencana lain untuk berpura-pura mau mengembaliin barang dia yang ketinggalan atau lainnya, agar diberikan data indentitasnya. tapi sayang waktu itu ruang panlok snmptnnya sudah ditutup dan ga ada orang yang ada disana, akhirnya aku pulang jauh-jauh dengan tangan hampa dan kekecewaan yang amat mendalam.
tapi itu tidak mengurungkan niatku dan mematahkan semangatku untuk mencari tau dan bisa berkenalan denganya. Sampai aku posting tulisan seperti ini, semoga saja ada orang yang membacanya dan kebetulan kenal dengan orang itu, ya memang saya ga tau dimana sekolahnya, dimana rumahnya, namanya siapa, nomer hapenya berapa, tapi aku tau wajah dan ingat nomer peserta snmptnnya.
Aku akan tetap menunggu dan mencarimu, semoga kita memang jodoh dan dipertemukan lagi, amin!!!!

3 komentar:

  1. haha kocakkkk :D
    emang segitu yakinya ya sampe berniat mau cari tau tntg dia ?hehe
    cari aja namanya di facebook mungkin ketemu

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya yakin ga yakin namanya juga berusaha,
      nah, masalahnya ga tau namanya, mungkin kalau tau juga udah dicari.

      Hapus

Malu bertanya sesat dijalan!