setiap waktu engkau tersenyum
sudut matamu memancarkan cahaya
menggoyakan jiwa yang rentan
kerinduan yang tertahan
duka dalam yang tersembunyi
alunan gerakmu bagai ombak
kata-katamu riuh bagai gerimis
seperti angin tak pernah diam
selalu beranjak setiap saat menebarkan jala asmara
tak mampu menggenggam semua angan
meninggalkan kesejukan dalam hati
menaburkan aroma cinta saat terlintas
kau tanam ladang gersang
dengan benih kerinduan
entah sampai kapan menipu diri
aku terdiam tak bersuara
meski gemuruh datang silih berganti
membasuh debu yang lekat dalam jiwa
aku menunggu hujan turun
aku berharap badai datang
Posting Komentar
Malu bertanya sesat dijalan!